JAKARTA-Penerapan B35 merupakan mandatori dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebab diyakini dapat meredam kenaikan harga BBM di dunia khususnya jenis BBM solar. Pemerintah sendiri telah mewajibkan penggunaan B35 sejak 1 Februari 2023 dan diimplementasikan secara serentak di dalam negeri per 1 Agustus 2023. Sejak diterapkan, pengguna B35 menyampaikan beberapa keluhan, seperti lebih sering servis filter bahan bakar, banyaknya deposit atau kontaminan dikarenakan pelumas, kadar air dalam B35, konsumsi bahan bakar lebih boros, dan lainnya. “Implementasi B35 masih relatif baru. Oleh sebab itu, PanaOil merasa perlu memfasilitasi edukasi tentang B35 kepada para pengguna, khususnya pengguna alat-alat berat di sektor pertambangan,” tambah Raymond Widjaja, Managing Director PT Pana Oil Indonesia.
Selanjutnya, Director Sales and Commercial PT Pana Oil Indonesia Effendy Liemuel mengatakan, untuk menjaga kinerja mesin, terutama alat berat, para pengguna B35 perlu lebih rutin melakukan pemeliharaan. “Kami menyadari bahwa teknologi baru selalu memiliki tantangan. Pandangan pakar dan praktisi sangat clear, bahwa B35 tidak ada kaitan langsung dengan penggunaan pelumas mesin,” tutur Effendy dalam keterangan pers, Selasa (29/8/2023).
Untuk itu, PT Pana Oil Indonesia (PanaOil), produsen pelumas otomotif dan industri, memberikan edukasi kepada para pengguna B35 agar kinerja mesin dan alat berat, khususnya di sektor pertambangan, tetap optimal, dengan menggelar “Forum Group Discussion (FGD) Pana Talk with Expert” dengan tema “Perkembangan hingga Dampak Penggunaan B35 & Pemilihan Pelumas Berkualitas Terhadap Performa Mesin”.
Plus minus B35
Direktur Eksekutif Asosiasi Jasa Pertambangan Indonesia (Aspindo) Bambang Tjahjono mengatakan, ada sifat negatif biodiesel seperti penggunaan bahan bakar menjadi lebih boros. Bahkan, sifat higroskopis menyebabkan kadar air dalam biodiesel cukup tinggi sehingga membahayakan mesin. “Setelah saya kasih feedback ke pemerintah, baru muncul pedoman teknis, penyimpanan B35 maksimal 3 bulan. Setelah 3 bulan harus dites, diuji lagi,” katanya. Menurutnya, sebagai industri dengan pengguna B35 terbesar, Aspindo terus memberikan edukasi pemeliharaan seperti pembersihan (cleaning) rutin, flushing, sedot dengan filter kemudian dikembalikan lagi, dicegah supaya seminimal mungkin udara luar bisa terserap, Kemudian kalau menyimpan B35 dalam jangka panjang, maka tangki harus isi penuh supaya tidak ada udara.
Sementara Tri Yuswidjajanto Zaenuri, pakar konversi energi Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB) menilai, program mandatory B35 memberikan banyak benefit seperti penghiliran CPO sekaligus sejalan dengan upaya pemerintah dalam menurunkan emisi karbon. Di sisi lain, lanjutnya, ia setuju dampak negatif dari B35 perlu diatasi agar program B35 berjalan lancar dan tidak merugikan pelaku industri dan pengguna. B35 merupakan bauran 65 persen solar dan 35 persen biodiesel dari fatty acid methyl ester (FAME). FAME dari esterifikasi CPO tersebut memiliki sifat higroskopis (menyerap air), detergency (sifat pelarutan terhadap deposit yang ada di tangki bahan bakar hingga ke saluran bahan bakar yang menyebabkan kotoran menyangkut di filter dan terjadi proses sumbatan), tingkat oksidasi tinggi yang memicu deposit, dan nilai kalor FAME sebesar 37MJ/kg lebih rendah dibandingkan solar 43MJ/kg.
Selain itu, katanya, biodiesel memiliki viskositas (kekentalan) lebih tinggi yaitu sebesar 4,15mm2/s dibandingkan dengan solar sebesar 3,25mm2/s. Ketika diinjeksi maka kabutnya lebih besar. Solar habis terbakar dan FAME tidak habis terbakar sehingga sebagian terbawa oleh blow by gas turun ke crankcase(bagian mesin),dan masuk ke dalam pelumas. Di sisi lain,menurutnya, dengan viskositas pelumas lebih tinggi dibandingkan dengan FAME sehingga dengan masuknya FAME menyebabkan pelumas makin encer. Oleh sebab itu, pelumas justru menjadi lebih licin karena seperti mendapatkan aditif anti-friction melalui FAME tersebut.
“Sehingga sampai sekarang nggak ada keluhan soal oli dari teman-teman pengguna B35 di lapangan. Ganti oli tetap normal 250 jam atau 500 jam saja. Tapi, mereka mengeluh masalah ganti filter jadi lebih sering, power loss [kehilangan tenaga], interval injector service menjadi lebih cepat, bahan bakar lebih boros. Karena itulah di lapangan sangat jarang mendapatkan keluhan terkait pelumas,” tutur Tri.
Menurutnya,di dalam pompa bahan bakar, semua komponennya dilumasi bahan bakar tidak ada yang dilumasi dengan pelumas. “Seharusnya tidak ada keluhan soal pelumas terkait dengan bahan bakar B35.” ditambahkan kembali oleh Direktur Eksekutif Asosiasi Jasa Pertambangan Indonesia (Aspindo) Bambang Tjahjono “Kemudian persentuhan FAME dan pelumas di ruang mesin dan sedikit sekali pengaruhnya, tetapi saya belum melihat ada riset. Perlu riset, apakah B35 mempengaruhi kualitas pelumas, khususnya oli mesin, misalnya dalam jangka panjang bisa memperpendek umur oli, ini perlu diriset,” imbuhnya lagi.
Tri menambahkan,dengan sifat higroskopis, ketika B35 di tangki timbun yang banyak ruang kosong di dalamnya, terjadi kondensasi uap air karena ada ruang udara yang diserap FAME sehingga kadar air dalam bahan bakar makin bertambah. Air yang tercampur dalam bahan bakar, lanjutnya, membentuk emulsi yang memicu bakteri dan jamur,kemudian timbul lapisan gel yang bermuara di filter bahan bakar.
“Dalam penyimpanan B35 harus dibersihkan secara rutin, melakukan sirkulasi bahan bakar dengan mengambil dari bawah melalui filter untuk dinaikkan ke atas, modifikasi dengan menambahkan filter untuk menjaga agar bahan bakar yang masuk ke ruang bakar lebih bersih. Solusi lain dengan menggunakan zat aditif bahan bakar,” kata Tri.